Remaja sejatinya adalah harapan semua
bangsa, negara-negara yang memiliki remaja yang kuat serta memiliki
kecerdasan sprititual, intelektual serta emosional yang kuat menjadikan
bangsa tersebut kelak akan kuat pula.
Perkembangan dunia yang kian menglobal,
menjadikan perubahan-perubahan besar terhadap perilaku remaja, namun
perubahan tersebut lebih cenderung mengarah pada kegiatan negatif
dibanding positifnya.
Masalah remaja yang timbul biasanya
berkaitan dengan masalah seksualitas (Hamil di luar nikah, aborsi),
AIDS, penyalahgunaan Napza dan sebagainya. Remaja dalam kondisi ini
tentu saja membutuhkan penanganan serta informasi seluas-luasnya
mengenai kesehatan reproduksi, pentingnya menata masa depan dengan baik
lewat meninggalkan perilaku yang tidak bermanfaat dan merusak masa depan
remaja itu sendiri.
Menjalani kehidupan remaja yang jauh
dari perilaku sex bebas, pernikahan dini dan ketergantungan pada
obat-obatan terlarang serta menjauhkan diri dari bahaya AIDS tentulah
membutuhkan perhatian kita semua. Remaja tidak bisa berjalan sendirian
tanpa pendampingan orang tua, masyarakat lingkungan serta negaranya.
Menyadari ini, BKKBN (Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional) sebagai wakil pemerintah yang bertanggung
jawab menjalankan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi
Remaja) suatu program yang memfasilitasi remaja agar belajar
memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk
mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana
(GenRe).
Untuk menjalankan niat mulia tersebut
tentulah memerlukan strategi yang jitu, berkesinambungan serta
melibatkan banyak pihak, baik dari institusi pendidikan sebagai tempat
berkumpulnya aktifitas remaja dan pemerintah daerah sebagai pendukung
dan pemegang kebijakan di suatu daerah.
Pentingnya BKKBN memiki Public Relation
yang terencana, baik itu menyangkut komunikasi ke dalam serta
komunikasi ke luar diharapkan mampu menjadikan program GenRe ini
berjalan dengan sukses.
Tujuan dan Sasaran Genre
Remaja usia (10-24 tahun) dan belum
menikah, mahasiswa/mahasiswi yang belum menikah, keluarga yang memiliki
remaja serta, masyarakat yang peduli terhadap remaja sebagai
sasaran utama dari program GenRe harus masuk dan terlibat langsung dan
memahami pentingnya akan tujuan dari program keluarga Berencana (GenRe).
Pendekatan BKKBN dengan melibatkan pihak
sekolah dan kampus sebagai bagian dari mendekatkan GenRe dengan
komunitasnya yaitu remaja sekolah/mahasiswa yang telah berjalan selama
ini tentulah harus mendapatkan dukungan dari semua pihak baik itu dari
guru dan kampus dimana remaja dan mahasiswa itu beraktifitas.
Melibatkan anak sebaya sebagai duta
GenRe yang telah berjalan selama ini juga dengan pembekalan-pembekalan
serta modul-modul yang sesuai dengan usianya diharapkan mampu
mendekatkan program ini pada sasarannya yaitu remaja Indonesia.
PIK-R/M (Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa
Pusat Informasi Konseling-Remaja/mahasiswa (PIK-RM)
sebagai sebagai strategi pendekatan terhadap remaja dalam program GenRe
juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang banyak untuk
memberikan informasi serta wadah konsuling bagi remaja sekolah dan
mahasiswa.
Remaja sebagai peralihan dari usia anak
anak seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang membuat mereka
ingin serba tahu dan mencoba banyak hal. Perubahan psikis maupun
biologis yang dialami remaja seringkali membuat mereka dihadapkan pada
persoalan pada siapakah remaja mengadu serta bertanya akan yang
menyangkut pubertas serta hal yang berbau sex.
Sikap sebagian masyarakat/orang tua yang
tabu membicarakan sex juga membuat remaja seringkali salah langkah dan
mencari sendiri jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang ada dalam
benaknya.
Banyaknya konten-konten dewasa saat ini
seringkali menjadi rujukan atas pertanyaan-pertanyaan remaja yang tentu
saja justru seringkali menjerumuskan mereka pada jawaban-jawaban yang
salah.
Langkah BKKBN mengembangkan PIK-R/M ini
tentulah sangat tepat untuk menjawab serta menjadikan rujukan bagi
pencaharian jawaban-jawaban remaja dengan segala persoalannya.
BKR (Bina Keluarga Remaja)
Berdirinya kelompok BKR (Bina Keluarga
Remaja) sebagai strategi pendekatan terhadap orang tua dari program
GenRe yang dilakukan oleh sekelompok keluarga/orangtua untuk
meningkatkan bimbingan/pembinaan tumbuh kembang remaja secara baik dan
terarah dalam rangka membangun keluarga yang berkualitas juga harus
terus mendapat perhatian dari semua pihak terutama orang tua dan tokoh
masyarakat.
Pengembangan kelompok Bina Keluarga
Remaja (BKR) dapat membantu orangtua dalam memahami remaja, permasalahan
remaja, dan cara berkomunikasi dengan remaja.
Melalui kelompok BKR setiap keluarga yang memiliki remaja dapat saling
bertukar informasidan berdiskusi bersama tentang hal-hal yang berkaitan
dengan remaja, meliputi Kebijakan Program GenRe yaitu:1. Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui 8 Fungsi Keluarga yang meliputi:
- Fungsi Agama lewat pemberian nilai-nilai keagamaan yang baik sebagai bekal hidup
- Fungsi Budaya, keluarga harus mampu menanamkanpenguninya untuk hidup sebagai makhluk sosial yang saling interaksi yang baik antara satu sama lainya.
- Fungsi Cinta dan Kasih Sayang yang diberikan orang tua kepada anak/remaja akan menghantarkan mereka untuk belajar bukan saja hanya menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain.
- Fungsi Perlindungan, keluarga hendaknya tempat berlindungnya remaja di mana di dalamnya ditemukan rasa aman serta nyaman.
- Fungsi Reproduksi, remaja lewat keluarganya diharapkan dapat memahami pentingnya menjaga serta melindungi dirinya lewat pemahaman fungsi reproduksi secara sehat dan benar lewat pernikahan yang sah, teguh dalam menjaga kesucian reproduksinya hingga menikah kelak.
- Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan diharapkan memberikan pemahaman terhadap remaja akan pentingnya hidup bersosialisasi dengan baik dan benar, karena sejatinya manusia membutuhkan satu dan lainnya.
- Fungsi Ekonomi, keluarga hendaknya dapat memberikan pemahaman pentingnya memcari sumber pemasukan yang baik serta menggunakannya dengan baik pula lewat tindak hidup hemat dan menabung.
- Fungsi Lingkungan, keluarga hendaknya dapat mengaktualisasikan dirinya lewat bersikap bersih dan disiplin
2. Pendewasaan Usia Perkawinan, dengan
meningkatkan usia perkawinan pertama dengan minimal usia 20 tahun bagi
wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Merencanakan kerangka masa
reproduksi dengan merencanakannya sebaik mungkin lewat tiga masa
reproduksi, yaitu menunda perkawinan dan kehamilan, masa menjarangkan
kehamilan serta masa mencegah kehamilan.
3. Pemahaman yang benar akan seksualitas serta bahaya NAPZA, HIV dan AIDS,
4. Memiliki Keterampilan Hidup, yang
mampu menghantarkan remaja untuk berperilaku positif dan beradaptasi
dengan lingkungan yang memungkinkannya seseorang mampu menghadapi
berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya.
5. Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, Keluarga memiliki fungsi strategis
untuk menanamkan nilai kesetaraan dalam setiap aktivitas keluarga,
karena dalam keluargalah semua struktur, peran, fungsi sebuah sistem
berada. Lewat kemajemukan ini semua diharapkan ketahanan keluarga dapat
tercipata dengan sebaiknya.
6. Komunikasi Efektif Orangtua terhadap Remaja, komunikasi
merupakan cara menyampaikan pemikiran dan bahasa lewat bahasai,
mendengar, gerak tubuh dan ungkapan perasaan. Komunikasi yang baik dan
efektif antar orang tua akan menghantarkan remaja menuju gerbang
kehidupannya dengan baik.
7. Peran Orangtua Dalam Pembinaan Tumbuh Kembang Remaja, peranan
orang tua dalam membimbing remaja dalam masa tumbuh kembangya remaja
sangat penting dengan meningkatkan rasa percaya dirinya, memotivasinya
serta serta mampu mandiri mengatasi persoalan-persoalan hidup sang
remaja. Maka di sini penting orang tua untuk bersikap sebagai pendidik, sebagai panutan, sebagai pendampin, sebagai konselor, sebagai komunikator sekaligus juga sebagai teman dan sahabat.
8. Kebersihan dan Kesehatan Diri Remaja,
Keluarga memegang peranan penting untuk mengajarkan pentingnya remaja
menjaga kesehatannya mulai dari seluruh anggota tubuhnya hingga termasuk
kebutuhan istirahat dan olah raganya.
9. Pemenuhan Gizi Remaja. perubahan
anak menuju remaja secara otomatis akan mengalami perubahan pola makan
pula, pentingnya memberikan pemahaman kepada remaja untuk mengenal pola
makan sehat serta tidak terpengaruh oleh pola hidup yang tidak sehat.
Sikap hidup remaja termasuk didalamnya keinginan untuk memiliki tubuh
yang ideal harus diarahkan pada pola makan/diet yang sehat.
Generasi Berencana (GenRe), menuju generasi emas Indonesia.
Langkah BKKBN mempersembahkan program
Generasi Berencana (GenRe) sangat diharapkan menjadikan kualitas remaja
Indonesia mampu menjadi remaja yang mampu menggantikan generasi
berikutnya, sehingga Indonesia kelak semakin maju serta diperhitungkan
di mata dunia.
Generasi yang dipersiapkan dengan
terencana memerlukan uluran dan kerjasama dari semua pihak, agar
persoalan remaja serta kendalanya dapat diselesaikan secara
bersama-sama.
Karena generasi Berencana, bukan tidak mustahil akan melahirkan generasi emas bagi Indonesia.
Posting Komentar