Apa sih masalah remaja masa kini?
- cinta?
- teman?
- sekolah/kuliah?
- Obat - Obatan
- Sex Bebas
Yah, yang di atas semua benar kok.
Karena saya sedang mengalami salah satunya juga. Hehehe.
Saya
bukan orang dengan latar belakang psikologi. Jadi gak mungkin saya
bisa ngomong panjang lebar tentang masalah remaja. Hanya saja, kemaren
sewaktu saya muncul dengan muka ditekuk berlipat-lipat di depan
teman-teman kampus saya, ada yang langsung menyeletuk, “Kena masalah
remaja neh..."
Masalah-masalah
seperti ini, yang kadang dianggap remeh oleh banyak orang, bisa saja
menjadi penting bagi sebagian orang yang lain. Contohnya saja di Jepang.
Jepang termasuk negara yang memiliki tingkat bunuh diri yang cukup
lumayan *sok tau mode ON*. Dan kebanyakan adalah karena mereka memiliki masalah dengan teman seperti digencet atau istilah kerennya bullying, atau
memiliki masalah dengan pelajaran karena tingginya tingkat persaingan
disana. Bahkan di banda aceh kota saya tercinta pun, pernah ada orang
yang berniat bunuh diri karena ditolak cintanya. wah, gila benar....!!!
Jadi akankah hal-hal seperti ini dibiarkan?
Para
orang tua yang anaknya masih remaja,perhatikan mereka ya. . . Karena
mereka yang kelihatannya tak punya masalah mungkin saja memendam
sesuatu. Tidak harus dengan menginterogasi kami yang masih imut-imut
ini *hueek * tapi dengan mendampingi dan selalu ada saat dibutuhkan.
Begitu juga kalo saudara-saudara punya teman. Perhatikan mereka. Karena
tak semua orang bercerita dengan cablaknya permasalahan mereka.
Setertutup apapun, sebenarnya tak ada orang yang suka sendiriankan. Selalu ucapkan you’ll never walk alone , bukan jagoan klub sepakbola loo....
pada orang-orang yang kita sayangi. Karena kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi...oke....
Permasalahan Remaja
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang pula perkembangan remaja – remaja di Indonesia. Ada yang menjurus ke hal positif dan juga ke hal yang negatif. Contoh dampak negatifnya adalah seks bebas. Dikalangan remaja seks bebas telah banyak dilakukan oleh remaja bebas, bisa dibilang sebagai rahasia umum kali ya?
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang pula perkembangan remaja – remaja di Indonesia. Ada yang menjurus ke hal positif dan juga ke hal yang negatif. Contoh dampak negatifnya adalah seks bebas. Dikalangan remaja seks bebas telah banyak dilakukan oleh remaja bebas, bisa dibilang sebagai rahasia umum kali ya?
Saat
remaja merupakan saat yang paling rentan, kenapa? Ya karna pada saat
remaja, emosi kita paling besar. Kita berusaha tampil lebih baik
daripada orang lain, kita tidak mau kalah dengan orang lain. Emosi yang
tidak stabil itu menyebabkan mudah masuknya pengaruh dari luar.
Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami perubahan
fisik yang cepat dan mendadak. Perubahan ini ditunjukkan dari
perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya
organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan
permasalahan seputar seksual. Namun terbatasnya bekal yang dimiliki
menjadikan remaja memang masih memerlukan perhatian dan pengarahan.
Remaja di Indonesia cenderung berpikir sempit, remaja
memang cenderung berpikir masa kini saja. Barulah bila semakin
bertambah usia, masa depan semakin diperhitungkan. Di masa dewasa lah
orang biasanya mulai menyesali perilakunya di kala remaja.
Gambaran seks bebas dikalangan remaja
Berdasarkan
penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30
persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya,
perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang
perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di
pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Mungkinkah
karena longgarnya control mereka pada mereka? Pakar seks juga specialis
Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta
mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan
seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun
1980-an, menjadi duapuluh persen pada tahun 2000.
Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.“sementara penelitian yang saya lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang ke Klinik Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan seksual pranikah,” kata pemilik Klinik Pasutri ini.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.
Penyebab prilaku seks bebas
Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.“sementara penelitian yang saya lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang ke Klinik Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan seksual pranikah,” kata pemilik Klinik Pasutri ini.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan, kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.
Penyebab prilaku seks bebas
Remaja
memiliki emosi yang luar biasa besar, seseorang cenderung menginginkan
perhatian yang lebih. Jika dalam keluarga seorang remaja tidak
memperoleh perhatian yang diinginkan, mereka cenderung mencarinya di
luar lingkungan keluarga.Cukup
tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari
keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari
orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya.
Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan
serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan
di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan
tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah ?Anak Gaul?. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah ?Anak Gaul?. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
Jika
saja para orang tua lebih memberikan perhatian pada anak – anaknya
maka, anak – anak mereka tidak mungkin terjerumus dalam pergaulan bebas
yang bisa merusak sang anak. Dari pergaulan bebas ini para remaja
mengenal seks bebas, narkoba, dugem, alcohol dan lain- lain. Jadi pada
intinya permasalahan remaja iuni tidak lepas dari peran serta keluarga
sekitar.
Akibat Perilaku Seks Bebas
Menurut
Dr Boyke Dian Nugraha, jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum
usia 17 tahun, risiko terkena penyakit menular seksual bisa mencapai
empat hingga lima kali lipat. Selain itu, seks pranikah akan
meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti sipilis, GO
(ghonorhoe), hingga HIV/AIDS. Androlog Anita Gunawan mengatakan, kasus
GO paling banyak terjadi.
Penderita
bisa saja tidak mengalami keluhan. Tapi, hal itu justru semakin
meningkatkan penyebaran penyakit tersebut. Anita menggolongkan penyakit
GO tersebut ke dalam subklinis, kronis dan akut. Subklinis dan kronis,
kata anita, tidak menimbulkan gejala serta keluhan pada penderita.
Sedangkan GO akut akan menampakan gejala, seperti sulit buang air kecil
atau sakit pada ujung kemaluan. “Pada pria biasanya menampakan gejala.
Berbeda dengan wanita, seringkali tidak menampakan gejala yang jelas.
Paling-paling hanya timbul keputihan atau anyang-anyang,” ujarnya.
Bagaimana
dengan GO yang sudah parah? Dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan, untuk
GO yang sudah parah dapat menyebabkan hilangnya kesuburan, baik pada
pria maupun wanita. Saluran sperma atau indung telur menjadi tersumbat
oleh kuman GO.
Disisi lain, Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga menginjak perkawinan. Tercatat sekitar 90 dari 121 masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri (pasangan suami istri)pada tahun 2000 lalu, dialami orang-orang yang pernah melakukan hubungan pranikah (pre marital).
Disisi lain, Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga menginjak perkawinan. Tercatat sekitar 90 dari 121 masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri (pasangan suami istri)pada tahun 2000 lalu, dialami orang-orang yang pernah melakukan hubungan pranikah (pre marital).
Hamil
diluar nikah merupakan masalah yang bisa juga ditimbulkan dari
perilaku seks bebas. Banyak dari remaja kita melakukan aborsi untuk
menutupi kehamilannya. Tapi apakah kalian tahu jika aborsi bisa
mengancam jiwa sang ibu dan janin yang ada dirahim ibu. Biasanya aborsi
dilakukan ketika janin berusia 1 – 3 minggu. Setelah itu janin akan
lebih susah diaborsi. Yang lebih parah jika aborsi yang dilakukan
ketika janin telah berusia lebih dari 3 minggu dan terdapat sisa
anggota tubuh janin yang tidak bisa keluar hal itu akan menyebabkan
kanker bagi sang ibu. Ngeri ga sih?
Jadi
sebelum melakukan sesuatu pikir lebih logis, jangan melakukan semua
hanya atas nama cinta. Penyesalan akan selalu datang belakangan. Jangan
buat masa mudamu hancur karna kenikmatan sesaat.
sumber : http://toyatraining.blogspot.com/
Posting Komentar